Atho’ bin Abi Robah rohimahulloh walau kulitnya hitam, rambutnya keriting dan hidungnya pesek, beliau adalah seorang ahli ilmu dan pemuka ahli fiqh dari kalangan tabi’in. Beliau lahir di Hindi Yaman tahun 27 H dan wafat di Makkah tahun 114 H ( Lihat Ats Tsiqot jilid 5 hal 198-199 oleh Ibnu Hibban al-Busti, wafat th.354 H ). Banyak pelajaran dan nasihat berharga dari Atho’ bin Robah rohimahulloh. Di antaranya adalah sebagai berikut :
Muhammad bin Suuqoh menceritakan kepada jama’ah yang mengunjunginya : “Maukah aku ceritakan kepada kalian sesuatu yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kalian sebagaimana kami telah mendapatkan manfaat karena ‘Atho bin Robah?” Jama’ah berkata : “mau.” Kata Muhammad bin Suuqoh : “Suatu hari Atho’ bin Robah menasihatiku, ‘Wahai putera saudaraku, sesungguhnya orang-orang sebelum kita yakni para sahabat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak menyukai banyak bicara.’ Lalu aku katakan: “Apa yang dianggap banyak bicara menurut mereka?” Beliau menjawab: “Mereka menganggap bahwa setiap ucapan termasuk berlebih-lebihan melainkan dalam rangka membaca Al-Qur’an dan memahaminya, atau membaca hadits Rosululloh shollallohu ‘alaihi was sallam yang diriwayatkan dan harus diketahui, atau memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, atau berbicara tentang ilmu yang dengannya menjadi sarana pendekatan diri kepada Alloh Subhaanahu wa Ta’aala, atau engkau membicarakan tentang kebutuhan dan pekerjaan yang memang harus dibicarakan.” Lalu beliau memperhatikan raut wajahku seraya berkata : “Apakah engkau mengingkari firman Alloh Subhaanahu wa Ta’aala :
“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi pekerjaanmua, yang mulia di sisi Alloh dan mencatat pekerjaan-pekerjaanmu itu.” ( QS. Al Infithoor ; 82 : 10-11 )
dan bahwa masing-masing dari kalian disertai dua malaikat :
“Yaitu ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” ( QS. Qoof ; 50 : 17-18 )
Kemudian beliau berkata : “Tidakkah salah seorang di antara kita merasa malu manakala dibukakan lembaran catatan amal yang dikerjakan sepanjang siang, lalu dia mendapatkan di dalamnya Sesutu yang tidak ada kaitannya dengan urusan agama maupun kepentingan dunianya?” ( Dikutip dari buku Jejak para Tabi’in terbitan Pustaka At-Tibyan hal 19-20 )
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Alloh berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Alloh-lah segala warisan yang ada di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( QS. Ali ‘Imron ; 3 : 180 )
2 komentar:
assalaamu'alaikum
semoga amalibadah kita dapat menghantarkan kita mencapai surga-Nya aamin.
semoga bermanfaat dan menjadi sebab diberikannya hidayah bagi hamba2Nya
Posting Komentar