Minggu, 25 Oktober 2009

Nasehat Atho’ bin Abi Robah rohimahulloh


Atho’ bin Abi Robah rohimahulloh walau kulitnya hitam, rambutnya keriting dan hidungnya pesek, beliau ‎adalah seorang ahli ilmu dan pemuka ahli fiqh dari kalangan tabi’in. Beliau lahir di Hindi Yaman tahun 27 H ‎dan wafat di Makkah tahun 114 H ( Lihat Ats Tsiqot jilid 5 hal 198-199 oleh Ibnu Hibban al-Busti, wafat ‎th.354 H ). Banyak pelajaran dan nasihat berharga dari Atho’ bin Robah rohimahulloh. Di antaranya adalah ‎sebagai berikut :‎


Muhammad bin Suuqoh menceritakan kepada jama’ah yang mengunjunginya : “Maukah aku ceritakan ‎kepada kalian sesuatu yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kalian sebagaimana kami telah ‎mendapatkan manfaat karena ‘Atho bin Robah?” Jama’ah berkata : “mau.” Kata Muhammad bin Suuqoh : ‎‎“Suatu hari Atho’ bin Robah menasihatiku, ‘Wahai putera saudaraku, sesungguhnya orang-orang sebelum ‎kita yakni para sahabat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tidak menyukai banyak bicara.’ Lalu aku ‎katakan: “Apa yang dianggap banyak bicara menurut mereka?” Beliau menjawab: “Mereka menganggap ‎bahwa setiap ucapan termasuk berlebih-lebihan melainkan dalam rangka membaca Al-Qur’an dan ‎memahaminya, atau membaca hadits Rosululloh shollallohu ‘alaihi was sallam yang diriwayatkan dan harus ‎diketahui, atau memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar, atau berbicara tentang ilmu yang ‎dengannya menjadi sarana pendekatan diri kepada Alloh Subhaanahu wa Ta’aala, atau engkau ‎membicarakan tentang kebutuhan dan pekerjaan yang memang harus dibicarakan.” Lalu beliau ‎memperhatikan raut wajahku seraya berkata : “Apakah engkau mengingkari firman Alloh Subhaanahu wa ‎Ta’aala : ‎


‎“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi pekerjaanmua, yang mulia di sisi Alloh dan ‎mencatat pekerjaan-pekerjaanmu itu.” ( QS. Al Infithoor ; 82 : 10-11 )‎


dan bahwa masing-masing dari kalian disertai dua malaikat :‎


‎“Yaitu ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di ‎sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu ‎hadir.” ( QS. Qoof ; 50 : 17-18 )‎


Kemudian beliau berkata : “Tidakkah salah seorang di antara kita merasa malu manakala dibukakan ‎lembaran catatan amal yang dikerjakan sepanjang siang, lalu dia mendapatkan di dalamnya Sesutu yang ‎tidak ada kaitannya dengan urusan agama maupun kepentingan dunianya?” ( Dikutip dari buku Jejak para ‎Tabi’in terbitan Pustaka At-Tibyan hal 19-20 )‎


Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Alloh berikan kepada mereka dari karunia-Nya ‎menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta ‎yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Alloh-lah segala ‎warisan yang ada di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( QS. Ali ‘Imron ; 3 : 180 )

2 komentar:

yayukdj mengatakan...

assalaamu'alaikum
semoga amalibadah kita dapat menghantarkan kita mencapai surga-Nya aamin.

yayukdj mengatakan...

semoga bermanfaat dan menjadi sebab diberikannya hidayah bagi hamba2Nya